Nama :
Tehrizka Tambihan
NPM :
37412336
Kelas :
2ID04
Tugas : Ilmu Sosial
Dasar
HUBUNGAN INDIVIDU,KELUARGA DAN MASYARAKAT
Manusia pada
dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang
terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi
keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem
dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian,
sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia
itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia
itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan
dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia
untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness”
dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini,
manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi
makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai
kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang
berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat
berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia
yaitu : menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya menyatu dengan
suasana dalam sekelilingnyaKesemua itu dapat terlihat dari reaksi yang
diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada mereka.
Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri.
Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup
bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan
kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan
masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi
kebutuhan hidupnya.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal
dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu
merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan
pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan
sebagai manusia.Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu
bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti
pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu
kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena
tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.Dalam
perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang
berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula
terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya
bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga
masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya
sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam
menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga
bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya
individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain
proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan
manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan
lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan
keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun
terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan
adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul
berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli
yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya
adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian.
Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat
dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan
pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari
pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations
maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan
sensation.Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang
bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam
hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini
keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya.
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara
perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu
secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang
ada.Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu
adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang
asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan:
Pendirian
Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan
itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahirPendirian
Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat
nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung
pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.Pendirian konvergensi
dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu
berdasarkan psikologi :
1. Masa
vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
2. Masa
estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
3. Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai
kira-kira 13 tahun atau 14
4. Masa
sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga
adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan
individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang
melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam
masyarakat.Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di
dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik
yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .Keluarga terdiri dari
orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang
mengiakt suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan
anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi. para anggota
suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka
membentuk sautu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu
hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak
saja Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan
saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak
laki-laki dan anak perempuan Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan
bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.Dalam
bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah,
biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti..
satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya
tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang tidak
sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah
tangga
dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga
dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979:
331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu
keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya.
Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti.
Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt
utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga
batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt
viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga
inti dari anak-anak lelaki
Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt
uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga
batih/inti anak-anak perempuan
Dalam
keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.
Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan itu biasanya disebut fungsi. Fungsi
keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn didalam atau
oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah
1. Fungsi biologis
2. Fungsi Pemeliharaan
3. Fungsi
Ekonomi
4. Fungsi
Keagamaan
5. Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI
KEHIDUPAN MANUSIA
Masyarakat
adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, aa masyarakat
kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris
dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti
“kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu
Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”
Peter
L Berger, seorang ahli sosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai berikut
: “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas
sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat
adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat
oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan
sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan
hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku
warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Menilik
kenyataan dilapangan, suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, bisa juga
berlatar belakang dari berbagai suku.
Dalam
perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapata digolongkan menjadi :
Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola
pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja
berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang
adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam
menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki
aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok
organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan
serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju,
dapat dibedakan Masyarakat non industri.
Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu
kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar
anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut
juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan
lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok
ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung
atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut
saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh
krn itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar
pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian
kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut target dan
tujuan tertentu yang telah ditentukan.
GENERASI DAN REGENERASI
GENERASI
Generasi
secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu masa di mana kelompok manusia
pada masa tersebut mempunyai keunikan yang dapat memberi ciri pada dirinya dan
pada perubahan sejarah atau zaman.Menurut Notosusanto, pengertian generasi itu
sendiri sebenarnya lebih berlaku untuk kelompok inti yang menjadi panutan
masyarakat zamannya, yang dalam suatu situasi sosial dianggap sebagai pimpinan
atau paling tidak penggaris pola zamannya (pattern setter).Di Indonesia,
dianggap telah ada empat generasi, yaitu generasi ‘20-an, generasi ’45,
generasi ’66, dan generasi reformasi (’98).
Suatu
generasi harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan pada zamannya,
melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang ada dan akan ada, serta
menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan dari pembangunan dan sumber
daya-sumber daya tersebut.Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem dan
mekanisme pembangunan dalam keseluruhan yang melibatkan semua pihak, baik
aparatur, peraturan, pengawas, maupun rakyatnya (grass-root).Selain itu, diperlukan
juga kajian-kajian sosial seperti ekonomi, kependudukan (demografi) dan ekologi
untuk pendukungnya.Cara pandang kita terhadap pengertian generasi, baik dari
sisi terminologi maupun fakta dan persepsinya tidak dapat dilakukan dengan
terlalu sederhana.
Dari
generasi ke generasi selalu memunculkan permasalahan yang khusus dan pola
penyelesaiannya akan khas pula tergantung faktor manusia dan kondisi yang ada
pada zamannya.
Masing-masing
generasi mencoba menjawab tantangan yang khas pada masanya dan seharusnyalah
dipandang secara holistik (menyeluruh) untuk mempelajari dan mengkajinya. Pemahaman
tentang sejarah dan wawasan yang luas sangat mempengaruhi tantang penilaian dan
persepsi terhadap keberadaan suatu generasi dan masyarakat secara keseluruhan.Bila
kita kaitkan antara generasi dengan pembangunan, maka keberadaan generasi tidak
akan terlepas dari karakter dan ciri-ciri penduduk suatu bangsa beserta
kondisinya.Masalah penduduk yang meliputi jumlah, komposisi, persebaran,
perubahan, pertumbuhan dan ciri-ciri penduduk berkaitan langsung dengan
perhitungan-perhitungan pembangunan, baik konsep, tujuan maupun strategi
pembangunan suatu bangsa.Penduduk suatu bangsa dapat merupakan modal yang
sangat penting bagi pembangunan (sumber daya), tetapi jika tidak dipelajari dan
disesuaikan akan dapat menjadi faktor penghambat yang cukup penting pula.Masing-masing
negara mempunyai kebijakan regenerasi yang berbeda dalam menangani masalah
penduduk dan dalam melakukan kaderisas.
Pemuda
merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu
pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai
pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan
yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan
bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu
para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan
yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa. Jika
dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi
memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan
dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan
berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66,
dengan masing-masing ciri khasnya.
REGENERASI
Ada
dua regenerasi, yaitu :
a. Regenerasi yang berlangsung alamiah.
Artinya pergantian dari generasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada
sekelompok manusia pada umumnya, . Proses regenerasi ini berjalan sebagai
biasa-biasa saja, berlangsung secara alami, tidak di ekspos atau
dipublikasikan.
b. Regenerasi berencana, artinya proses
regenerasi ini sungguh-sungguh direncanakan, dipersiapkan. Pada masyarakat,
suku-suku primitip, proses regenerasi dibakukan dalam lembaga dapat yang
disebut inisiasi. Oleh karena itu system regenerasi seperti ini lebih tepat
disebut regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya system regenerasi-kaderisasi
adalah proses tempat para kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta
dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya.
Menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa
diperlukan untuk dipertahankan kelangsungan eksistensinya serta kesinambungan
suatu generasi atau bangsa, disamping dihadapkan terjaminnya kelestarian
nilai-nilai budaya nenek moyang.