KELAS: 3ID04
UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
Pencemaran Limbah
Akibat Rumah Tangga /Lingkungan
A.
Sumber Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga
merupakan limbah yang dihasilkan oleh satu rumah atau beberapa
rumah. Sumber limbah rumah tangga adalah sebagai berikut:
a. Limbah Organik, berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik
merupakan segala limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi
limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces) bepungsi
mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya
mengandung Nitrogen dan Posfor) sisa makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol,
bayam, salada dan lain-lain) kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng
bekas dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi,
misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3)
yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar
mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti
bakteri, jamur, virus, dan sebagainya. Namun secara teknis sebagian orang
mendefinisakan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk
hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik alami namun
sulit membusuk/atau terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik
(buatan) yang sulit membusuk atau terurai.
b. Limbah Anorganik, berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang tidak
mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau
perkakas dan almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan
pupuk anorganik (misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan fospor).
Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tiak dapat di urai oleh
mikro organism. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang
sering diterapkan dilapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat
(sampah) agak sedikit berbeda dengan pengertian diatas secara teknis limbah
anorganik di definisikan sebagai limbah yang tidak dapat atau sulit terurai
atau busuk secara alami oleh miro organism pengurai. Dalam hal ini bahan
organic seperti plastic, karet, kertas, juga dikelompokan sebagai limbah
anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur
karbonnya memebentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang.
Klasifikasi limbah
padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok, yaitu:
a. Sampah Organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah
berupa bahan-bahan organic yang mudah busuk.
b. Sampah Anorganikdan organic tak membusuk (rubbish) yaitu limbah
padat anorganik atau organic cukup kering yang sulit terurai oleh mikro
organisme, sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastik kaca dan
logam.
c. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran.
d. Sampah bangkai binatang (bead animal), yaitu semua limbah yang
berupa bangkai binatang.
e. Sampai sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan
jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan.
f. Sampah industry (industry waste), yaitu sebuah limbah padat buangan
industri.
Dampak Limbah Rumah
Tangga
Air tidak dapat di
gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang sudah tercemar dan ke
mudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia, akan
menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk
memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat
banyak. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, kalau air sudah
tercemari air tersebut tidak bisa di gunakan untuk keperluan industri usaha
untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak akan tercapai. Air tidak dapat di
gunakan untuk keperluan pertanian, karna airnya sudah tercemar maka tidak bisa
digunakan lagi sebagai irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam
perikanan, karena adanya senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan
drastispada pH air.
Dampak dari pembungan
limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga, limbah padat
organik yang didegradasi oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak
sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut menjadi yang lebih kecil yang
di sertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Limbah organic yang
menghasilkan yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang tidak sedap
lagi (lebih busuk) karena protein yang yang mengandung gugus amin itu akan
terurai menjadi gas ammonia.
Dampak dalam kesehatan
yaitu dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit, potensi bahaya kesehatan yang
dapat di timbulkan adalah: penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi
karena virus yang berasal dari sampahdengan pengelolaan yang tidak tepat.
Penyakit kulit seperti kudis dan kurap.
Berikut ini dampak
negative dari limbah rumah tangga yang masuk ke dalam lingkungan laut:
a. Eutrofikasi, penyebab terbesar adalah sungai yang bermuara di laut, limbah yang
terbawa salah satu adalah bahan kimia yang di gunakan sebagai pupuk alam
pertanian maupun limbah dari perternakan dan manusia, salahsatu yang paling
sering di temukan adalah detergen. Eutropikasi adalah perairan menjadi terlalu
subur sehingga terjadi ledakan junlah alga dan fitoplankton yang saling berebut
mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan
fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara massal, serta
terjadi kompetensi dalam mengkonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme
pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi
perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di
perairan tersebut.
b. Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya kendaraan, penggunaan listrik berlebihan serta
buangan industri akan memberikan efek peningkatan kadar keasaman laut.
Peningkatan CO2 tentu akan berakibat buruk bagi manusia terkait dengan kesehatan
pernapasan, Salah satu fungsi laut adalah sebagai penyerap dan penetral CO2 terbesar di
bumi. Saat CO2di atmosfer meningkat maka laut juga akan menyerap lebih banyak CO2yang mengakibatkan
meningkatnya derajat keasaman laut. Hal ini mempengaruhi kemampuan karang dan
hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang. Jika hal ini berlangsung
secara terus menerus maka hewan-hewan tersebut akan punah dalam jangka waktu
yang dekat.
c. Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan
yang hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan, Karena
tidak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi
hewan laut. Plastik tidak dapat di cerna dan akan terusberada pada organ pencernaan
hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian
melalui kelaparan atau infeksi. Plastik terakumulasi karena tidak mudah
terurai, plastik akan photodegrade (terurai oleh cahaya matahari)
pada paparan sinar matahari, tetepi hanya dapat terjadi dalam kondisi kering.
Sedangkan dalam air plastik hanya akan terpecah menjadi potongan-potongan yang
lebih kecil, namun tetap tetep polimer, bahkan sampai ke Pe tingkat molekuler.
Ketika pertikel-pertikel plastik mengambang hingga seukuran zooplankton
dan di konsumsi oleh hewan lain yang lebih besar, dengan cara inilah
plastikkedalam rantai makanan. Banyak dari potongan plastik ini berakhir
di perut burung-burung laut dan hewan laut lain termasuk penyu. Bahan beracun
yang digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat terurai dan masuk ke
lingkungan ketika terkena air. Racun ini bersifat hidrofobik (berkaitan dengan
air) dan menyebar di permukaan laut. Dengan demikian plastik jauh lebih
mematikan di laut dari pada di darat. Kontaminan hidrifobik juga dapat
terakumulasi pada jarak lemak, sehingga racun pelasti diketahui mengganggu
system endokrin ketika di konsumsi, serta dapat menekan system kekebalan tubuh
atau menurun tingkat reproduksi.
Cara Penanggulangan
Pencemaran Limbah Rumah Tangga
Cara penanggulangan
pencemaran limbah rumah tangga yang efektif supaya tidak merusak pada
lingkungan dan menjadikan lingkungan tetap bersih dan terhindar dari bibit
penyakit yakni dengan cara:
a) Dengan cara di daur ulang
Di jual ke pasar loak atau
tukang rongsokan yang bisa lewat di depan rumah-rumah. Cara ini bisa menjadikan
limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang
ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga di jual kepada tetangga kita
yang menjadi tukang loak atau pemulung. Barang-barang yang dapat di jual antara
lain kertas-kertas bekas, Koran bekas, majalah bekas, ban bekas, radio tua, TV
tua dan sepeda yang using.
b) Dengan cara pembakaran
Cara ini adalah cara
yang paling mudah untuk di lakukan karena tidak membutuhkan usaha yang keras.
Cara ini bisa di lakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya
kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu di nyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah: mudah dan tidak membutuhkan usaha keras,
membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil, dapat di gunakan sebagai
sumber energy baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
(c) Dengan cara pengomposan
Merupakan proses
biokimia, yaitu zat organik dalam limbah di pecah, menghasilkan humas yang
bermanfaat untuk memperbaiki strutur tanah.
(d) Pemisahan
Yaitu dengan cara
pengambilan bahan tertentu kemudian diperoses lagi sehingga mempunyai nilai
ekonomis.
(e) Dengan cara pembusukan
Limbah
tersebut untuk mendapatkan kompos, pada proses ini, aka nada energi organik
yang terbuang dalam bentuk panas dan gas polusi yang terjadi mencakup udara,
tanah, dan air yang terjadi dari proses pembusuksn bahan organik, karena
aktivitas dari mikroorganisme potogen yang berbahaya bagi hewan dan manusia.
Pencemaran secara kimia terjadi karena pelapisan ion negatif dari pembusukan
yang membuat gas-gasdan senyawa beracun.
Penumpukan
sampah dengan ketebalan-ketebalan tertentu kemudian diurug dengan tanah yang
bisa disebut land fill system. Metode ini merupakan
cara yang paling diunggulkan sampai saat ini, sekalipun hanya dapat mengurai
bau dari 40%. Dan masalah ini tidak akan pernah tuntas mengingat bau adalah gas
yang bersifat ringan dan segera mengisi ruangan.
B.
Kasus Pencemaran Limbah Akibat Rumah Tangga/Lingkungan
Bencana akibat kecerobohan dan sekedar mengejar keuntungan ekonomi jangka
pendek sebetulnya telah terjadi sejak lama dan bahkan sejak awal peradaban
manusia karena lingkungan hidup yang rusak dan penyakit. Pada awalnya kesadaran
untuk menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup hanya terbatas pada negara-negara
industri yang di satu sisi menghasilkan keuntungan ekonomi tetapi di sisi lain
ternyata industri juga menghasilkan limbah yang sangat merugikan bagi kesehatan
dan keselamatan manusia. Limbah yang merugikan bagi kehidupan manusia tidak
hanya berasal dari industri tetapi juga dari rumah tangga. Semakin tinggi
tingkat kepadatan penduduk potensi pencemaran akibat limbah rumah tangga
semakin tinggi. Hal ini dipicu oleh pengerukan sumber daya alam oleh berbagai
oknum yang berujung pada peningkatan kesejahteraan hidup segelintir orang.
Keberadaan sumberdaya alam, air,
tanah dan sumberdaya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita
tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia
yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya.
Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak
contoh kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah
serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia,
yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Berikut ini merupakan
kasus yang mengandung dua unsur:
Yang pertama adalah kebutuhan, khususnya kebutuhan
dasar bagi golongan masyarakat yang kurang beruntung, yang amat perlu
mendapatkan prioritas tinggi dari semua negara.
Yang kedua
adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus
memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
manusia pada saat ini dan di masa depan.
C.
Sudut Pandang
Berdasarkan kasus yang disampaikan
diatas, manusia tidak lepas dari alam
dan lingkungannya. Manusia dan alam memiliki hubungan keterkaitan yang sangat
erat. Manusia tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula
aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan
di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas
manusia seperti halnya pencemaran udara, air dan tanah, penebangan liar
hutan-hutan lindung yang seharusnya menjadi paru-paru bangsa Indonesia ini.
Sumber daya alam
semakin hari semakin menurun sedangkan pertumbuhan manusia semakin hari semakin
meningkat tentunya menjadi sebuah dilemma yang sangat memerlukan penanganan
yang lebih dalam lagi guna memperbaiki permasalahan ini. Akibat dari
pertumbuhan penduduk yang terlalu pesat sebagaimana sekarang ini mulai membawa
beberap permasalahan diantaranya yaitu semakin menjamurnya perumahan-perumahan
kumuh di bantaran sungai khususnya tentunya menjadi permasalahan yang sangat
rumit untuk dipecahkan. Selain itu kurangnya pendidikan serta tindakan-tindakan
kejahatan semakin meluas khususnya di kota-kota besar menjadi permasalahan yang
tidak kalah rumitnya untuk diselesaikan.
Apabila dilihat lebih dalam lagi, terdapat beberapa faktor yang menjadi
penyebab dari permasalahan-permasalahan di atas. Tidak hanya factor pertumbuhan
penduduk yang dianggap menjadi factor utama dalam permasalahan-permasalahan di
atas, masih banyak factor yang mempengaruhinya seperti halnya kurangnya
keterampilan yang disebabkan karena kurangnya pendidikan. Kurangnya pendikan
ini tentunya disebabkan karena factor ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk
menyekolahkan anak-anaknyaaa. Karena kurangnya keterampilan ini menyebabkan
begitu banyak pengangguran-pengangguran. Sebagaimana kodratnya manusia
memerlukan makan untuk meneruskan kelangsungan hidupnya, sehingga untuk
meneruskan kelangsungan hidup dan untuk memenuhi kebutuhannya para pengangguran
yang sudah kehilangan semangatnya ini lah mulai menghalalkan segala cara untuk
meneruskan hidupnya yaitu dengan cara mencuri, merampok dan kejahatan lainnya. Permasalahan-permasalahan
di atas tentunya tidak mutlak disebabkan karena tingkat kelahiran yang cukup
besar di Indonesia, hanya saja penyebaran penduduk di Indonesia ini tidak
merata sehingga kepadatannya tentu saja berbeda-beda. Di kota-kota besar
kepadatan penduduk lebih tinggi daripada di desa. Andai saja penduduk-penduduk
desa tidak meninggalkan ladangnya, meninggalkan sawahnya, tidak meninggalkan
desanya hanya untuk mengadu nasib di kota besar yang belum tentu kehidupan ke depannya.