NAMA : TEHRIZKA TAMBIHAN
NPM : 37412336
KELAS : 1ID01
Seiring
dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami perubahan.
Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam
dunia kognisi, atau dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat
kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal
ini berarti semua kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang
ada hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang
sebelumnya dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap
kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat dalam kehidupan manusia modern.
Wajah
kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak
ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan
tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan
memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan
itu sendiri.
Lokalitas
kebudayaan karenanya menjadi tidak relevan lagi dan eklektisme menjadi norma
kebudayaan baru. Manusia cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan, mengambil
sedikit dari berbagai keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat
dirinya, tanpa harus mengalami kesulitan untuk bertahan dalam kehidupan.
Perubahan
tersebut dikenal sebagai perubahan sosial atau social change. Perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial
masyarakatnya. Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya
semangat-semangat untuk menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal
inilah yang menjadi dasar terjadinya revolusi industri, serta kemunculan
semangat asketisme intelektual. Menurut Prof Sartono, asketisme dan expertise
ini merupakan kunci kebudayaan akademis untuk menuju budaya yang bermutu.
Sebagai
homo faber, manusia mencipta dan bekerja, untuk memperoleh kepuasan atau
self fulfillment. Dalam kaca mata agama dan unsur untuk beribadah, suatu
orientasi kepada kepuasan batin dan menuju ke arah sesuatu yang transendental.
Di sinilah yang disebut etos bangsa itu muncul.
Sebenarnya
etos bangsa kita juga sudah banyak disinggung oleh para pujangga seperti dalam
“Serat Wedatama” karya Mangkunegoro IV yang disebutnya sebagai etos “mesu
budi”. Etos ini merupakan suatu ajakan untuk mementingkan penampilan yang
bermutu baik lahir, maupun batin, atau kalau dalam bahasa modern disebut juga
etos intelektual.
Kemudian,
etos intelektual inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan
terus menciptakan hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga
masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi
masyarakat yang modern disebut dengan istilah Modernisasi. Jadi dengan kata
lain, modernisasi
ialah suatu proses transformasi total, suatu perubahan masyarakat dalam segala
aspeknya.
Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan
Masyarakat Menjadi Masyarakat yang Modern
- perkembangan ilmu
- perkembangan teknologi
- perkembangan industri
- perkembangan ekonomi
Gejala-gejala Modernisasi
1. Bidang IPTEK
Gejala
Modernisasi di bidang IPTEK ditandai dengan adanya penemuan dan pembaharuan
unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
2. Bidang Ekonomi
Gejala
Modernisasi di bidang Ekonomi ialah meningkatnya produktivitas ekonomi dan
efisiensi sumber daya yang tersedia, serta pemeanfaatan SDA yang memperhatikan
kelestarian alam sekitar.
3. Bidang Politik dan Idiologi
Pada
bidang ini, gejala modern ditandai dengan adanya system pemerintahan perwakilan
yang demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya, dihormati
hak-hak asasinya serta dijaminnya hak-hak sosial.
4. Bidang Agama dan Kepercayaan
Gejala
Modernisasi di bidang Agama dan Kepercayaan ditandai dengan adanya pengembangan
nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan (materi), yang pada akhirnya akan
menimbulkan paham sekularisasi dan sekularisme.
Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat
modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya
masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat
kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat
modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya
gelandangan.
Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas
kepentingan-kepentingan pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka
dengan suasana yang saling memepengaruhi
3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang
dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan
kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat
kompleks
7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang
didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.
Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek
Aspek Mental Manusia :
1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku
rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai
waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri
sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima
pandangan dan gagasan orang lain.
Aspek Teknologi :
1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang
kehidupan kearah kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi
dan efisiensi yang tinggi.
Aspek Pranata Sosial :
I. Pranata Agama :
Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan
sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme
II. Pranata Ekonomi :
1. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih
tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
2. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang
terlihat.
3. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat
tinggi.
4. Kurang mengenal gotong-royong.
5. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi
distribusi, dan konsumsi.
6. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui
pasar dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
III. Pranata Keluarga :
1. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena
cara hidup yang cenderung inidividualis.
2. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah
mulai menipis.
IV. Pranata Pendidikan :
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat
rendah hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.
V. Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik
sebagai wujud demokratisasi masyarakat.
Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat
Modern
Pada
kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri,
sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan
keluarga.
Sehingga
dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada umumnya, dipersonalisasi
menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan muncul
penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola
kerja.
Yang
terjadi kemudian adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena
dipacu oleh semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger menyebutnya
sebagai “lonely crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi
krisis. Pertama, kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan
sekularisasi sehingga rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman
dirobek-robek karena individu mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga
nilai kebersamaan goyah, keempat birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis
dan waktu mitologi.
Para
penganut paham pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan perlunya suatu
jaminan meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih merdeka, bahagia,
dan sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini mengutamakan perlunya new
sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya
modern.
Kebiasaan
dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan
nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan
pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi,
yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar