Rabu, 26 November 2014

REVISI BAB 1 DAN BAB 2 (SOFSKIL)

NAMA : TEHRIZKAA TAMBIHAN (37412336)
KELAS : 3ID04
TUGAS SOFTSKIL

BAB I
PENDAHULUAN


1.1         LATAR BELAKANG
Perkembangan industri saat ini meningkat sangat pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Peningkatan ini membuat setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas guna bersaing dengan perusahaan lain. Selain itu, perkembangan industri ini juga menuntut perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Produktivitas bukan hanya dilihat dari tingkat produksi sebuah perusahaan, melainkan dilihat dari bagaimana perusahaan tersebut mengendalikan kualitas produknya. Hal ini dikarenakan kualitas dari suatu produk akan menentukan kepuasan konsumen.
Kualitas merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam meningkatkan kepuasan konsumen. Perhatian tersebut timbul karena hanya dengan kualitas, popularitas perusahaan tersebut akan tercapai. Selain itu, kualitas suatu produk juga harus dijaga bahkan dikembangkan agar produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasaran. Dengan kata lain, produk dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi keinginan konsumen. Tentunya, dalam menjaga kualitas suatu produk, perusahaan harus selalu tanggap dalam menghadapi suatu hal yang dapat mempengaruhi kualitas suatu produk. Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus melakukan pengendalian kualitas secara berkala untuk menjaga bahkan mengembangkan kualitas dari produk yang dihasilkannya.
          Dalam rangka mengetahui pengendalian kualitas yang terjadi dalam dunia industri, maka dilakukanlah pembelajaran mengenai pengendalian kualitas pada salah satu perusahaan. Adapun PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo) merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam dunia industri. Dalam menjaga kualitas suatu produk yang dihasilkan, PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo) dituntut untuk melakukan pengendalian kualitas secara berkala sehingga kualitas yang diinginkan konsumen dapat tercapai.
         
1.2    IDENTIFIKASI MASALAH
Sebuah perusahaan tentunya harus bersaing dalam mencari dan menguasai pasar dengan produk yang berkualitas. Tanpa adanya pengendalian kualitas secara berkala dan matang terhadap produk yang dihasilkan, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak dapat bersaing. Salah satu cara menjaga dan mengembangkan kualitas suatu produk adalah dengan melakukan pengendalian kualitas secara berkala dan matang. Dengan pengendalian kualitas ini, dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan produk tidak berkualitas atau tidak memenuhi standar, cara memperbaiki produk yang tidak berkualitas tersebut, dan jumlah produk yang cacat dari suatu lini produksi.

1.3    PEMBATASAN MASALAH
Kerja praktek dan pengambilan data hanya dilakukan di PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo) yang berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km 28,7, Bekasi 17550, Jawa Barat. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati dan mempelajari suatu produk yang cacat pada suatu lini produksi. Proses pengamatan akan dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai Agustus 2011.
1.4    PERUMUSAN MASALAH
         Pengendalian kualitas terhadap produk yang dihasilkan merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan oleh perusahaan. Maka dari itu, tema ini dipilih untuk dijadikan bahan pembelajaran pada kerja praktek di PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo), dengan harapan bahwa akan diperoleh hasil maksimal mengenai pengendalian kualitas dari produk tersebut, sehingga menjawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan produk tidak berkualitas, bagaimana cara memperbaiki produk yang tidak berkualitas itu, dan berapa jumlah produk yang cacat setiap harinya dalam suatu lini produksi.

1.5     TUJUAN PENELITIAN KERJA PRAKTEK
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengamati  proses produksi di PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).
2.    Mengetahui dan mengamati proses pengendalian kualitas terhadap suatu produk yang dihasilkan pada PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).

1.6     KEGUNAAN PENELITIAN
          Kegunaan dari kerja praktek dan penelitian secara umum :
1.    Untuk menerapkan hasil studi dan perbandingan antara teori yang diterima dan dipelajari dengan dunia kerja.
2.    Diharapkan Laporan kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca yang ingin mengetahui tentang pengendalian kualitas.
3.    Sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan bagi PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).
Kegunaan dari kerja praktek dan penelitian secara khusus :
1.    Dapat mengetahui proses produksi di PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).
2.    Dapat mengetahui proses pengendalian kualitas terhadap suatu produk.
3.    Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang  pengendalian kualitas pada PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).
4.    Sebagai pengalaman kerja bagi penulis dan ingin mengetahui keadaan dunia kerja di bidang industri yang sesungguhnya.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Pengendalian Kualitas
Menurut Sritomo (2001), pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan penjagaan/perawatan, dari suatu tingkatan/derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai,inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Dengan demikian hasil yang diperoleh dri pengendalian kualitas ini benar-benar bisa memenuhi standar-standar yang yang telah direncanakan.
Menurut Sritomo (2001), aktivitas pengendalian kualitas mumnya akan meliputi kegiatan-kegiatan:
1.    Pengamatan terhadap performance produk atau proses
2.    Membandingkan peformance yang ditampilkan tadi dengan standar-standar yang berlaku
3.    Mengambil tindakan apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup signifikan (diterima atau ditolak) dan apabila perlu dibuat tindakan untuk mengoreksinya.
Menurut Sritomo (2001), pengendalian kualitas sendiri merupakan suatu kegiatan meneliti, mengendalikan kualitas produk atau proses untuk menentukan apakah produk/proses dalam pengerjaan produk berjalan dengan baik atau jelek, dan inti dari pengendalian kualitas sendiri yaitu upaya utnuk menemukan kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian suatu produk atau proses dalam memenuhi fungsi yang diharapkan, juga mencoba untuk menemukan sebab sebab terjadinya kesalahan tersebut, dan kemudian mencari alternatif-alternatif untuk mengatasi masalah yang timbul.

2.2       Kegiatan Dalam Pengendalian Kualitas
Menurut Sritomo (2001), kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya merupakan keseluruhan kumpulan aktivitas dimana kita berusaha untuk mencapai kondisi fitness for use,  tidak peduli dimana aktivitas tersebut akan dilaksanakan, yaitu mulai dari saat produk dirancang, diproses, sampai selesai dan didistibusikan ke konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas antara lain akan meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1.    Perancangan kualitas pada saat merancang (desain) produk dan proses pembuatanya.
2.    Pengendalian dalam penggunaan segala sumber material yang dipakai dalam proses produksi (incoming material kontrol).
3.    Analisa tindakan koreksi dalam kaitanya dengan cacat-cacat yang dijumpai pada produk yang dihasilkan.
4.    Selanjuttnya parameter yang menentukan suatu produk harus memenuhi suatu konsep fitness for use ada dua macam parameter yaitu parameter kualitas desain quality of design dan parameter kualitas kesesuaian quality of conformance.

2.3       Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
Dalam  hal  mutu  suatu  produk  yang  dihasilkan  oleh  suatu  perusahaan  kadang mengalami keragaman. Hal ini disebabkan mutu suatu produk itu dipengaruhi oleh beberapa faktor,  di  mana  faktor-faktor  ini  akan  dapat  menentukan  bahwa  suatu  produk  dapat memenuhi standar yang telah ditentukan atau tidak, faktor-faktor tersebut antara lain :
a.    Manusia
Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi secara langsung terhadap baik buruknya mutu dari produk yang dihasilkan oleh  suatu  perusahaan.  Maka  aspek  manusia  perlu  mendapat  perhatian  yang  cukup. Perhatian tersebut dengan mengadakan latihan-latihan, pemberian motivasi, pemberian Jamsostek, kesejahteraan, dan lain-lain.
b.    Manajemen
Tanggung  jawab  atas  mutu  produksi  dalam  perusahaan  dibebankan  kepada
beberapa kelompok yang biasa disebut dengan Function Group. Dalam hal ini pimpinan
harus  melakukan  koordinasi  yang  baik  antara function  group dengan  bagian-bagian
lainnya  dalam  perusahaan  tersebut.  Dengan  adanya  koordinasi  tersebut  maka  dapat tercapai suasana kerja yang baik dan harmonis, serta menghindarkan adanya kekacauan dalam pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan mutu serta meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan.
c.       Uang
Perusahaan harus menyediakan uang  yang cukup untuk mempertahankan atau meningkatkan mutu produknya. Misalnya: untuk perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan produksi, perbaikan produk yang rusak, dan lain-lain.
d.    Bahan baku
Bahan  baku  merupakan  salah  satu  faktor  yang  sangat  penting  dan  akan mempengaruhi  terhadap  mutu  produk  yang  dihasilkan  suatu  perusahaan.  Untuk  itu pengendalian mutu bahan baku menjadi hal yang sangat penting dalam hal bahan baku, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal antara lain: seleksi sumber dari bahan baku, pemeriksaan dokumen pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan baku, serta penyimpanan. Hal-hal tersebut harus dilakukan dengan baik sehingga kemungkinan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi berkualitas rendah dapat ditekan sekecil mungkin.
e.       Mesin dan peralatan
Mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan perusahan. Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak ekonomis akan menyebabkan rendahnya mutu dan produk yang dihasilkan, serta tingkat efisiensi yang rendah. Akibatnya biaya produksi menjadi  tinggi,  sedangkan  produk  yang  dihasilkan  kemungkinan  tidak  akan  laku dipasarkan.  Hal  ini  akan  mengakibatkan  perusahaan  tidak  dapat  bersaing  dengan perusahaan lain yang sejenis, yang menggunakan mesin dan peralatan yang otomatis.



2.4       Sejarah Total Manajemen Mutu
Total Manajemen Mutu atau manajemen mutu terpadu dalam bahasa asing disebut
Total Quality Management     (TQM) mempunyai sejarah yang agak panjang. Istilah TQM telah
tumbuh dan berkembang sebagai hasil sintesis dari berbagai sumber.

 Pada tahun 1950 Dr. Edwards W. Deming dari Amerika diundang ke Jepang untuk
mengajar Statistical Process Control   (SPC) sebagai dasar perbaikan kualitas proses produksi
dan produk akhir, hal ini menjadi dasar sistem           Total Quality Control (TQC). TQC kemudian
merebak ke seluruh dunia, sebagai suatu sistem manajemen proses operasi dan bisnis untuk peningkatan kualitas produk atau jasa, akhirnya menjadi aset global dan disebut sebagai Kendali Mutu Terpadu atau Total Manajemen Mutu.
Peran  Deming  terutama  mengajarkan  betapa  pentingnya  pihak  manajemen  suatu perusahaan harus bertanggung jawab penuh dalam penerapan sistem kualitas produk secara total  dalam  menghasilkan  produk  yang  baik  dan  tidak  cacat.  Deming  juga  mendukung penggunaan statistik untuk melaksanakan kendali mutu.
2.5       Tujuan total manajemen mutu
Tujuan  dari  total  manajemen  mutu  adalah  untuk  memberikan  produk  atau  jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar konsumen terus menerus, yang pada  gilirannya  akan  menumbuhkan  pembelian  berkesinambungan  sehingga  dapat meningkatkan  produktivitas  produsen  dengan  akibat  penurunan  biaya  produksi.  Total manajemen  mutu  merupakan  sasaran  yang  harus  dicapai  oleh  suatu  perusahaan,  untuk peningkatan  kualitas  produk  atau  jasa,  produktivitas  produsen,  dan  daya  saing  dengan perusahaan lain.



2.6       Prinsip Total Manajemen Mutu
Terdapat 8 prinsip total manajemen mutu, yaitu :
a.         Manajemen  harus  menciptakan  struktur  organisasi,  rancangan  suatu  produk,  proses produksi, dan insentif untuk mendorong karyawan membuat produk yang bermutu.
b.         Mutu  harus  difokuskan  pada  konsumen  dan  evaluasinya  harus  berbasis  kepentingan  konsumen.
c.         Desain proses produksi dan metode kerja harus jelas untuk mencapai kesesuaian mutu produk.
d.         Setiap karyawan bertanggung jawab atas tercapainya mutu produk yang baik.
e.         Mutu tidak boleh dinilai setelah barang jadi, tetapi harus sejak awal proses.
f.          Temukan masalah secara cepat lalu pecahkan secara cepat pula.
g.         Perusahaan  harus  berusaha  keras  melaksanakan  perbaikan  mutu  produk secara terus menerus.
h.         Perusahaan harus bekerja sama dengan pemasok bahan baku untuk melaksanakan total manajemen mutu.

2.7       Pengendalian Kualitas
1.         Pengertian Pengendalian Kualitas
Pengertian kualitas merupakan salah satu faktor yang penting bagi setiap perusahaan industri. Dengan adanya pengendalian kualitas merupakan jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan  mutu  barang  dengan  hasil  yang  baik  dan  memuaskan.  Apabila  di  dalam perusahaan tidak melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik, maka mutu barang yang dihasilkan tidak memuaskan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pengertian pengendalian kualitas tersebut, berikut ini dikemukakan berbagai definisi dari para ahli, yaitu :
Menurut  Assauri  (1993:210),  pengendalian  kualitas  adalah  kegiatan  untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin dalam hasil akhir.

 Menurut  Ahyari  (1992:239),  pengendalian  kualitas  merupakan  suatu  aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk atau jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu proses pengaturan bahan baku sampai menjadi produk akhir dengan memeriksa  atau  mengecek  dan  membandingkan  dengan  standar  yang telah  diharapkan, apabila terdapat penyimpangan dari standar, dicatat dan dianalisa untuk menentukan di mana penyimpangan terjadi, serta faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Pengendalian memiliki arti keseluruhan cara yang kita gunakan untuk menentukan dan mencapai standar. Kalau kita memutuskan untuk melakuan sesuatu, kita mulai dengan sebuah rencana, kemudian bekerja menurut rencana tersebut dan meninjau kembali hasilnya. Kalau hasilnya tidak sesuai dengan rencana, kita meninjau kembali prosedur kerjanya atau meninjau kembali rencana itu tergantung pada mana yang cacat. Semua ini termasuk masalah pengendalian.
Pengendalian  merupakan  sebuah  lingkaran  yang  mulai  dan  berakhir  dengan perencanaan.

2.8       Maksud dan tujuan pengendalian kualitas
Maksud dan tujuan pengendalian kualitas adalah untuk spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dan dapat terlihat pada produk akhir, yang tujuannya agar barang atau produk hasil produksi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Tujuan pengendalian kualitas, yaitu :
a.         Agar  barang  hasil  produksi  dapat  mencapai  standar  mutu  yang  telah ditetapkan.Apabila dalam proses produksi perusahaan dapat mencapai kualitas yang telah ditetapkan, berarti produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
b.         Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
Dengan  adanya  pengendalian  kualitas,  maka  biaya  inspeksi  dapat  ditekan sekecil mungkin. Hal ini dikarenakan dengan adanya pengendalian kualitas  yang baik,  yang  dilaksanakan  oleh  perusahaan,  maka  kerusakan-kerusakan  akan  jarang  terjadi  karena dapat diketahui sedini mungkin. Sehingga dapatmenekan biaya-biaya perbaikan.
c.         Mengusahakan agar biaya produksi menjadi rendah.
Dengan dilaksanakan pengendalian kualitas, maka kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh produk yang tidak memenuhi standar mutu  yang telah ditetapkan dapat ditekan sekecil mungkin, hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi rendah.
Pada permasalahan standar mutu tersebut, pihak perusahaan perlu memperhatikan selera dan kepentingan dari pada konsumen, sehingga produk tersebut diproduksi sesuai dengan pembeli, baik mutu produk maupun ukurannya.

2.9       Pengertian dan Arti Penting Standar Produksi
Standar produksi merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan proses  produksi.  Standar  produksi  memberikan  data  sebagai  dasar  untuk  pengambilan keputusan-keputusan dalam berproduksi. Selain itu standar produksi memberikan manfaat terhadap berbagai macam penghematan dalam proses produksi.
Salah satu faktor yang terpenting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah penggunaan standar produksi dalam suatu perusahaan, dengan adanya standar produksi maka pelaksanaan akan berjalan dengan baik sesuai dengan apa  yang telah direncanakan oleh perusahaan, walaupun pada kenyataannya tidak semua produk yang dihasilkan itu seluruhnya baik seperti yang diharapkan, tetapi setidaknya produk yang tidak sesuai dengan standar tidak terlalu banyak.

2.10     Standar Produksi dan Pengendalian Kualitas dalam Perusahaan
Standar  produksi  umumnya  digunakan  oleh  perusahaan  yaitu  untuk  menetapkan kualitas  produksi,  untuk  mengukur  standar  produksi,  perusahaan  biasanya  menggunakan

 bagan pengendalian ( control chart    ), yang merupakan salah satu alat dalam pengendalian kualitas.
Control  chart  merupakan  suatu  bagan  untuk  memperlihatkan  ada  tidaknya penyimpangan-penyimpangan tersebut, maka harus diambil tindakan-tindakan untuk segera memperbaikinya  agar  penyimpangan-penyimpangan  yang  terjadi  pada  tahap  selanjutnya dapat diperkecil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar