NAMA : TEHRIZKAA TAMBIHAN (37412336)
KELAS : 3ID04
TUGAS SOFTSKIL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan industri saat ini
meningkat sangat pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Peningkatan ini membuat
setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas guna
bersaing dengan perusahaan lain. Selain itu, perkembangan industri ini juga
menuntut perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Produktivitas
bukan hanya dilihat dari tingkat produksi sebuah perusahaan, melainkan dilihat
dari bagaimana perusahaan tersebut mengendalikan kualitas produknya. Hal ini
dikarenakan kualitas dari suatu produk akan menentukan kepuasan konsumen.
Kualitas merupakan hal yang harus
diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
Perhatian tersebut timbul karena hanya dengan kualitas, popularitas perusahaan
tersebut akan tercapai. Selain itu, kualitas suatu produk juga harus dijaga
bahkan dikembangkan agar produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasaran.
Dengan kata lain, produk dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi keinginan
konsumen. Tentunya, dalam menjaga kualitas suatu produk, perusahaan harus
selalu tanggap dalam menghadapi suatu hal yang dapat mempengaruhi kualitas
suatu produk. Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus melakukan pengendalian
kualitas secara berkala untuk menjaga bahkan mengembangkan kualitas dari produk
yang dihasilkannya.
Dalam
rangka mengetahui pengendalian kualitas yang terjadi dalam dunia industri, maka
dilakukanlah pembelajaran mengenai pengendalian kualitas pada salah satu
perusahaan. Adapun PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo)
merupakan salah satu perusahaan besar
yang bergerak dalam dunia industri. Dalam menjaga kualitas suatu produk yang
dihasilkan, PT. Aluminium Extrusi
Indonesia (Alexindo) dituntut untuk melakukan pengendalian kualitas secara berkala sehingga
kualitas yang diinginkan konsumen dapat tercapai.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Sebuah perusahaan tentunya harus bersaing
dalam mencari dan menguasai pasar dengan produk yang berkualitas. Tanpa adanya pengendalian kualitas secara
berkala dan matang terhadap
produk yang dihasilkan, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak dapat
bersaing. Salah satu cara menjaga dan
mengembangkan kualitas suatu produk adalah dengan melakukan pengendalian kualitas secara berkala dan matang. Dengan pengendalian kualitas ini, dapat
diketahui faktor-faktor yang menyebabkan produk tidak berkualitas atau tidak memenuhi standar, cara memperbaiki produk yang tidak berkualitas
tersebut, dan jumlah produk yang cacat dari suatu lini produksi.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Kerja praktek dan pengambilan
data hanya dilakukan di PT. Aluminium
Extrusi Indonesia (Alexindo) yang berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km 28,7, Bekasi 17550, Jawa Barat. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati dan mempelajari suatu produk yang cacat pada suatu lini
produksi. Proses pengamatan akan
dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai Agustus 2011.
1.4 PERUMUSAN MASALAH
Pengendalian kualitas terhadap produk yang dihasilkan merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan oleh
perusahaan. Maka dari itu, tema ini dipilih untuk dijadikan bahan pembelajaran pada kerja praktek di
PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo),
dengan harapan bahwa akan diperoleh hasil maksimal mengenai pengendalian
kualitas dari produk tersebut, sehingga menjawab pertanyaan
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan produk tidak berkualitas, bagaimana
cara memperbaiki produk yang tidak berkualitas itu, dan berapa jumlah produk yang cacat setiap harinya dalam suatu lini
produksi.
1.5 TUJUAN
PENELITIAN KERJA PRAKTEK
Tujuan dari pelaksanaan kerja
praktek ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengamati proses produksi di PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).
2.
Mengetahui
dan mengamati proses pengendalian kualitas terhadap suatu produk yang dihasilkan pada PT. Aluminium Extrusi
Indonesia (Alexindo).
1.6 KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan dari kerja praktek dan penelitian
secara umum :
1. Untuk menerapkan hasil studi dan
perbandingan antara teori yang diterima dan dipelajari dengan dunia kerja.
2. Diharapkan Laporan kerja Praktek ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca yang ingin mengetahui tentang
pengendalian kualitas.
3.
Sebagai
bahan perbandingan dan pertimbangan bagi PT. Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).
Kegunaan dari kerja praktek
dan penelitian secara khusus :
1. Dapat mengetahui proses produksi di PT. Aluminium
Extrusi Indonesia (Alexindo).
2. Dapat mengetahui proses pengendalian
kualitas terhadap suatu produk.
3.
Menambah
wawasan dan pengetahuan dalam bidang
pengendalian kualitas pada PT.
Aluminium Extrusi Indonesia (Alexindo).
4.
Sebagai pengalaman kerja bagi
penulis dan ingin mengetahui keadaan dunia kerja di bidang industri yang sesungguhnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pengendalian Kualitas
Menurut Sritomo (2001), pengendalian kualitas adalah
suatu sistem verifikasi dan penjagaan/perawatan, dari suatu tingkatan/derajat
kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang
seksama, pemakaian peralatan yang sesuai,inspeksi yang terus menerus, serta
tindakan korektif bilamana diperlukan. Dengan demikian hasil yang diperoleh dri
pengendalian kualitas ini benar-benar bisa memenuhi standar-standar yang yang
telah direncanakan.
Menurut Sritomo (2001), aktivitas pengendalian kualitas
mumnya akan meliputi kegiatan-kegiatan:
1.
Pengamatan
terhadap performance produk atau
proses
2.
Membandingkan peformance yang ditampilkan tadi dengan
standar-standar yang berlaku
3.
Mengambil tindakan apabila
terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup signifikan (diterima atau
ditolak) dan apabila perlu dibuat tindakan untuk mengoreksinya.
Menurut Sritomo (2001), pengendalian kualitas sendiri merupakan suatu kegiatan
meneliti, mengendalikan kualitas produk atau proses untuk menentukan apakah
produk/proses dalam pengerjaan produk berjalan dengan baik atau jelek, dan inti
dari pengendalian kualitas sendiri yaitu upaya utnuk menemukan kesalahan,
kerusakan, atau ketidaksesuaian suatu produk atau proses dalam memenuhi fungsi
yang diharapkan, juga mencoba untuk menemukan sebab sebab terjadinya kesalahan
tersebut, dan kemudian mencari alternatif-alternatif untuk mengatasi masalah
yang timbul.
2.2 Kegiatan
Dalam Pengendalian Kualitas
Menurut Sritomo (2001), kegiatan pengendalian kualitas
pada dasarnya merupakan keseluruhan kumpulan aktivitas dimana kita berusaha
untuk mencapai kondisi fitness for use, tidak peduli dimana aktivitas tersebut akan
dilaksanakan, yaitu mulai dari saat produk dirancang, diproses, sampai selesai
dan didistibusikan ke konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas antara lain akan
meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1.
Perancangan kualitas pada
saat merancang (desain) produk dan proses pembuatanya.
2.
Pengendalian dalam penggunaan
segala sumber material yang dipakai dalam proses produksi (incoming material kontrol).
3.
Analisa tindakan koreksi dalam
kaitanya dengan cacat-cacat yang dijumpai pada produk yang dihasilkan.
4.
Selanjuttnya parameter yang
menentukan suatu produk harus memenuhi suatu konsep fitness for use ada dua macam parameter yaitu parameter kualitas
desain quality of design dan parameter
kualitas kesesuaian quality of
conformance.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
Dalam hal mutu
suatu produk yang
dihasilkan oleh suatu
perusahaan kadang mengalami keragaman.
Hal ini disebabkan mutu suatu produk itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
mana faktor-faktor ini
akan dapat menentukan
bahwa suatu produk
dapat memenuhi standar yang telah ditentukan atau tidak, faktor-faktor
tersebut antara lain :
a. Manusia
Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam perusahaan akan
sangat mempengaruhi secara langsung terhadap baik buruknya mutu dari produk
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Maka aspek manusia
perlu mendapat perhatian
yang cukup. Perhatian tersebut
dengan mengadakan latihan-latihan, pemberian motivasi, pemberian Jamsostek,
kesejahteraan, dan lain-lain.
b. Manajemen
Tanggung jawab atas
mutu produksi dalam
perusahaan dibebankan kepada
beberapa kelompok yang biasa disebut dengan Function Group. Dalam
hal ini pimpinan
harus melakukan koordinasi
yang baik antara function group dengan
bagian-bagian
lainnya dalam perusahaan
tersebut. Dengan adanya
koordinasi tersebut maka
dapat tercapai suasana kerja yang baik dan harmonis, serta menghindarkan
adanya kekacauan dalam pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk
mempertahankan mutu serta meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan.
c. Uang
Perusahaan harus menyediakan uang
yang cukup untuk mempertahankan atau meningkatkan mutu produknya.
Misalnya: untuk perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan produksi,
perbaikan produk yang rusak, dan lain-lain.
d. Bahan baku
Bahan baku merupakan
salah satu faktor
yang sangat penting
dan akan mempengaruhi terhadap
mutu produk yang
dihasilkan suatu perusahaan.
Untuk itu pengendalian mutu bahan
baku menjadi hal yang sangat penting dalam hal bahan baku, perusahaan harus
memperhatikan beberapa hal antara lain: seleksi sumber dari bahan baku,
pemeriksaan dokumen pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan baku, serta
penyimpanan. Hal-hal tersebut harus dilakukan dengan baik sehingga kemungkinan
bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi berkualitas rendah dapat
ditekan sekecil mungkin.
e. Mesin dan peralatan
Mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan
mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan perusahan. Peralatan yang
kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak ekonomis akan menyebabkan
rendahnya mutu dan produk yang dihasilkan, serta tingkat efisiensi yang rendah.
Akibatnya biaya produksi menjadi
tinggi, sedangkan produk
yang dihasilkan kemungkinan
tidak akan laku dipasarkan. Hal
ini akan mengakibatkan
perusahaan tidak dapat
bersaing dengan perusahaan lain
yang sejenis, yang menggunakan mesin dan peralatan yang otomatis.
2.4 Sejarah Total
Manajemen Mutu
Total Manajemen Mutu atau manajemen mutu terpadu dalam bahasa asing
disebut
Total Quality Management (TQM)
mempunyai sejarah yang agak panjang. Istilah TQM telah
tumbuh dan berkembang sebagai hasil sintesis dari berbagai sumber.
Pada tahun 1950 Dr. Edwards
W. Deming dari Amerika diundang ke Jepang untuk
mengajar Statistical Process Control (SPC)
sebagai dasar perbaikan kualitas proses produksi
dan produk akhir, hal ini menjadi dasar sistem Total Quality Control (TQC). TQC kemudian
merebak ke seluruh dunia, sebagai suatu sistem manajemen proses
operasi dan bisnis untuk peningkatan kualitas produk atau jasa, akhirnya
menjadi aset global dan disebut sebagai Kendali Mutu Terpadu atau Total
Manajemen Mutu.
Peran Deming terutama
mengajarkan betapa pentingnya
pihak manajemen suatu perusahaan harus bertanggung jawab
penuh dalam penerapan sistem kualitas produk secara total dalam
menghasilkan produk yang
baik dan tidak
cacat. Deming juga
mendukung penggunaan statistik untuk melaksanakan kendali mutu.
2.5 Tujuan total
manajemen mutu
Tujuan dari total
manajemen mutu adalah
untuk memberikan produk
atau jasa berkualitas yang
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar konsumen terus menerus, yang pada gilirannya
akan menumbuhkan pembelian
berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
produsen dengan akibat
penurunan biaya produksi.
Total manajemen mutu merupakan
sasaran yang harus
dicapai oleh suatu
perusahaan, untuk peningkatan kualitas
produk atau jasa,
produktivitas produsen, dan
daya saing dengan perusahaan lain.
2.6 Prinsip Total
Manajemen Mutu
Terdapat 8 prinsip total manajemen mutu, yaitu :
a. Manajemen harus
menciptakan struktur organisasi,
rancangan suatu produk,
proses produksi, dan insentif untuk mendorong karyawan membuat produk
yang bermutu.
b. Mutu harus
difokuskan pada konsumen
dan evaluasinya harus
berbasis kepentingan konsumen.
c. Desain
proses produksi dan metode kerja harus jelas untuk mencapai kesesuaian mutu
produk.
d. Setiap
karyawan bertanggung jawab atas tercapainya mutu produk yang baik.
e. Mutu
tidak boleh dinilai setelah barang jadi, tetapi harus sejak awal proses.
f. Temukan masalah
secara cepat lalu pecahkan secara cepat pula.
g. Perusahaan harus
berusaha keras melaksanakan
perbaikan mutu produk secara terus menerus.
h. Perusahaan
harus bekerja sama dengan pemasok bahan baku untuk melaksanakan total manajemen
mutu.
2.7 Pengendalian
Kualitas
1. Pengertian
Pengendalian Kualitas
Pengertian kualitas merupakan salah satu faktor yang penting bagi
setiap perusahaan industri. Dengan adanya pengendalian kualitas merupakan
jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan
mutu barang dengan
hasil yang baik
dan memuaskan. Apabila
di dalam perusahaan tidak
melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik, maka mutu barang yang
dihasilkan tidak memuaskan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
pengertian pengendalian kualitas tersebut, berikut ini dikemukakan berbagai
definisi dari para ahli, yaitu :
Menurut Assauri (1993:210),
pengendalian kualitas adalah
kegiatan untuk memastikan apakah
kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin dalam hasil akhir.
Menurut Ahyari
(1992:239), pengendalian kualitas
merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk
menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk atau jasa perusahaan dapat
dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pengendalian kualitas adalah suatu proses pengaturan bahan baku sampai menjadi
produk akhir dengan memeriksa atau mengecek
dan membandingkan dengan
standar yang telah diharapkan, apabila terdapat penyimpangan
dari standar, dicatat dan dianalisa untuk menentukan di mana penyimpangan
terjadi, serta faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut.
Pengendalian memiliki arti keseluruhan cara yang kita gunakan untuk menentukan
dan mencapai standar. Kalau kita memutuskan untuk melakuan sesuatu, kita mulai
dengan sebuah rencana, kemudian bekerja menurut rencana tersebut dan meninjau
kembali hasilnya. Kalau hasilnya tidak sesuai dengan rencana, kita meninjau
kembali prosedur kerjanya atau meninjau kembali rencana itu tergantung pada
mana yang cacat. Semua ini termasuk masalah pengendalian.
Pengendalian merupakan sebuah
lingkaran yang mulai
dan berakhir dengan perencanaan.
2.8
Maksud dan tujuan
pengendalian kualitas
Maksud dan tujuan pengendalian kualitas adalah untuk
spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dan dapat terlihat
pada produk akhir, yang tujuannya agar barang atau produk hasil produksi sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Tujuan pengendalian kualitas, yaitu :
a. Agar barang
hasil produksi dapat
mencapai standar mutu
yang telah ditetapkan.Apabila
dalam proses produksi perusahaan dapat mencapai kualitas yang telah ditetapkan,
berarti produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
b. Mengusahakan agar
biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
Dengan
adanya pengendalian kualitas,
maka biaya inspeksi
dapat ditekan sekecil mungkin.
Hal ini dikarenakan dengan adanya pengendalian kualitas yang baik,
yang dilaksanakan oleh
perusahaan, maka kerusakan-kerusakan akan
jarang terjadi karena dapat diketahui sedini mungkin.
Sehingga dapatmenekan biaya-biaya perbaikan.
c. Mengusahakan agar
biaya produksi menjadi rendah.
Dengan dilaksanakan pengendalian kualitas, maka
kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh produk yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan dapat ditekan
sekecil mungkin, hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi rendah.
Pada permasalahan standar mutu tersebut, pihak
perusahaan perlu memperhatikan selera dan kepentingan dari pada konsumen,
sehingga produk tersebut diproduksi sesuai dengan pembeli, baik mutu produk
maupun ukurannya.
2.9 Pengertian dan
Arti Penting Standar Produksi
Standar produksi merupakan pedoman yang dapat
dipergunakan untuk melaksanakan proses
produksi. Standar produksi
memberikan data sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam
berproduksi. Selain itu standar produksi memberikan manfaat terhadap berbagai
macam penghematan dalam proses produksi.
Salah satu faktor yang terpenting dalam menunjang keberhasilan
perusahaan adalah penggunaan standar produksi dalam suatu perusahaan, dengan
adanya standar produksi maka pelaksanaan akan berjalan dengan baik sesuai
dengan apa yang telah direncanakan oleh
perusahaan, walaupun pada kenyataannya tidak semua produk yang dihasilkan itu
seluruhnya baik seperti yang diharapkan, tetapi setidaknya produk yang tidak
sesuai dengan standar tidak terlalu banyak.
2.10 Standar Produksi
dan Pengendalian Kualitas dalam Perusahaan
Standar
produksi umumnya digunakan
oleh perusahaan yaitu
untuk menetapkan kualitas produksi,
untuk mengukur standar
produksi, perusahaan biasanya
menggunakan
bagan pengendalian ( control chart ),
yang merupakan salah satu alat dalam pengendalian kualitas.
Control chart merupakan
suatu bagan untuk
memperlihatkan ada tidaknya penyimpangan-penyimpangan tersebut,
maka harus diambil tindakan-tindakan untuk segera memperbaikinya agar
penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi pada
tahap selanjutnya dapat
diperkecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar